LINGKUNGAN KAMPUS BARU

Di kota Semarang ini setidaknya ada dua perguruan tinggi negeri yang menempati lokasi kampus baru. UNDIP menempati lokasi yang berada di perbukitan tembalang, sedangkan UNNES menempati wilayah Gunung Pati atau tepatnya di desa sekaran. Adanya kampus baru tentunya merupakan berkah bagi masyarakat sekitar karena akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat sekitar kampus. Hal ini terjadi karena dengan adanya kampus maka secara otomatis akan menaikkan harga tanah, kebutuhan tempat tinggal mahasiswa atau tempat kost, kebutuhan warung makan meningkat, tempat fotocopy, dll.
Namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan perencanaan tata ruang wilayah yang tepat untuk sebuah wilayah yang dipastikanakan berkembang pesat.
Baik di Sekaran maupun di Tembalang tidak ditemukan perencanaan yang matang untuk penataan jalan, trotoar, saluran air dan juga pelayanan sampah. Yang kita lihat adalah jalan yang tidak teratur, tumbuhnya pertokoan yang tidak teratur tidak menghiraukan roi jalan, tumbuhnya tempat kos mahasiswayang tidak teratur dll. Padahal setelah tumbuh secara liar akan sangat sulit untuk menata kembali. BAGAIMANA SOLUSINYA??

SALAH KAPRAH MEMBERI PREDIKAT

Pada bulan mei ini ( 2008 ) kita dihadapkan pada permasalahan negara yang komplek dan rumit serta membingungkan. Kenaikan harga minyak dunia yang secara logika akan memberi keuntungan tetapi justru sebaliknya menjadi sebuah monster yang menakutkan dengan rencana pemerintah akan menaikkan harga BBM. Untuk menghibur masyarakat, pemerintah melanjutkan program bantuan untuk rakyat miskin yang diberi nama Bantuan Langsung Tunai ( BLT ). Mengapa pemberian nama pada program ini tidak berdasarkan predikatnya tetapi malah berdasarkan pada cara operasionalnya? Bukankah akan lebih tepat dengan nama BRM ( Bantuan Rakyat Miskin ). Masih ada contoh lain misalnya SAMSAT yang juga tidak sesuai dengan predikatnya.
Sudah saatnya pada setiap program kita gunakan nama yang tepat sesuai tujuannya sehingga lebih komunikatif, dan cepat dimengerti.